AYAT KAMU
Follow | Dashboard

<body>
Cerita Seram Kedai Kopi
Monday, November 15, 2010 | 4:34 AM | 0 comments
Maaf ye..ayat SKEMA..maklulah...setengah aku cipte...setengah aku ciplak.....bgi tambah seram....ENJOY 

Orang-orang berkata bahwa orang yang meninggal dunia kadang-kadang kembali ke dunia tak lama setelah kematiannya untuk menyelesaikan urusannya yang tertunda. Hal ini diyakini oleh saudaraku sendiri yang pernah mengalami peristiwa aneh sewaktu ia masih bekerja sebagai seorang resepsionis di sebuah hotel berbintang empat di Langkawi, Malaysia.

Langkawi adalah tempat resor yang sangat indah dan menjadi salah satu tujuan pariwisata di Malaysia. Pemandangannya yang luar biasa yang disertai dengan letak geografisnya yang strategis mengundang para wisatawan untuk melewatkan hari-hari indah mereka di tempat itu. Umumnya para wisatawan yang berlibur ke situ adalah untuk memancing atau berselancar atau melakukan olah raga air lainnya. Sehingga tidak jarang tempat tersebut sangat popular di kalangan mereka yang sangat menggilai olah raga air.
saudaraku, Fizal, bekerja di salah satu hotel di tepi pantai yang cukup terkenal di sana bersama salah seorang sepupu kami, Azzam. Semenjak mereka berdua bekerja di sana lima tahun yang lalu, mereka tak pernah menemui peristiwa yang luar biasa, hingga apa yang mereka alami pada malam Natal beberapa bulan yang lalu.
Waktu itu pantai penuh sesak oleh pengunjung. Maklumlah, saat itu selain musim liburan sekolah, juga merupakan saat libur panjang bagi para karyawan, sehingga banyak keluarga berlibur bersama anak-anak mereka di sana.
Hampir semua hotel penuh pada waktu itu, termasuk hotel tempat saudara aku bekerja. Walaupun demikian mereka dapat dengan mudah menghafal tamu-tamu yang menginap di hotel mewah berlantai delapan tersebut. Misalnya, keluarga Koh dari Singapura beserta anak kembar mereka yang nakal-nakal, tuan dan nyonya Menon dari India yang selalu pergi pagi-pagi sekali dan pulang larut malam dengan membawa banyak barang belanjaan, dan juga Daniel, mahasiswa dari Indonesia yang walaupun bertubuh gemuk dan bertampang aneh dengan hidungnya yang besar, tetapi selalu dikelilingi oleh gadis-gadis cantik!

Tetapi ada satu orang yang tidak akan pernah hilang dari ingatan mereka berdua. Orang yang akan selalu memberikan kenangan tersendiri bagi saudara aku yg bernama Fizal. Dia adalah Toshio.*jepun sioot*

Toshio adalah seorang remaja Jepang berusia delapan belas tahun. Ia beserta kedua orang tua dan adik perempuannya yang cantik, Aiko, sudah menginap selama beberapa hari di hotel itu. Selama itu mereka berempat selalu datang dan pergi bersama-sama. Oleh karena itu saudara aku sangat terkejut ketika suatu malam Toshio tiba sendirian di hotel dalam keadaan basah kuyup tanpa adik dan kedua orang tuanya. Ia terlihat gugup. Wajahnya terlihat sangat kelelahan.

"Wah, habis bermain di pantai ya? Masih belum puas berselancar tadi siang?” Fizal, yang kebetulan hari itu sedang bekerja shift malam, berkata sambil menyerahkan kunci kamar 526 kepada Toshio. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya melihat pemuda Jepang yang berdiri di hadapannya itu. “Mana kedua orang tuamu dan Akio?”
Toshio tidak mengindahkan pertanyaannya. Ia hanya menjawab singkat. Suaranya pelan sekali sehingga Owen harus mendekatkan telinganya untuk dapat mendengar pemuda itu berbicara.
"Tidak, aku tidak ke bilik. Aku hanya ingin menitipkan dompet adikku ini pada Anda. Tolong serahkan padanya jika ia kembali nanti. Aku masih ada urusan," katanya dengan bahasa Inggris yang terpatah-patah.
"Lho? Anda tidak ingin mengganti baju dulu? Nanti Anda sakit ... " Sebelum Fizal menyelesaikan kalimatnya, Toshio telah berlalu dari tempat itu. Ia tampak gelisah dan terburu-buru. Langkahnya cepat merobos dinginnya udara malam itu.

Fizal baru akan membuka mulut untuk memanggilnya kembali ketika sekilas matanya menangkap bayangan di cermin yang dilewati Toshio. Ia melihat dengan jelas bayangan orang-orang yang sedang berjalan di samping pemuda Jepang itu. Tapi bayangan remaja itu sendiri tak terlihat di cermin!
Mengira dirinya mulai mengantuk, Fizal segera melupakan hal itu dan kembali pada pekerjaannya semula..
Fizal  menyeruput kopi pahit yang mulai mendingin di mejanya. Sesekali matanya mengawasi tamu-tamu hotel yang mulai pergi ke bilik masing-masing. Malam berlalu semakin kelam dan tak terasa jam sudah berdentang pukul lima pagi.
Fizal  bangkit dan mulai membereskan berkas-berkas pekerjaannya. Ia bernapas lega ketika dari kejauhan ia melihat Azzam yang akan menggantikan shift kerjanya. Hari itu Azzam tiba pagi-pagi sekali, lebih awal dari biasanya. Ia dan Fizal memiliki jadwal kerja dengan shift yang beza.

"Tadi malam Toshio ke sini untuk menitipkan dompet adiknya," Fizal berkata sambil menyodorkan dompet kecil berwarna hijau muda pada Azzam. Azzam memandangnya dengan tatapan aneh.

"Ke sini, katamu? Tadi malam?" Azzam bertanya dengan nada tak percaya.

"Ya, betul. Tadi malam sekitar pukul setengah dua belas  datang sendirian dengan bajunya yang basah kuyup. Entah apa yang dilakukannya sampai keadaannya seperti itu ?" Fizal menggeleng-gelengkan kepalanya. Orang-orang Jepang memang aneh, pikirnya.

Azzam tak mengatakan apa-apa. Ia masih memandangi saudara sepupunya itu.  Kemudian dengan suara serak ia membuka mulutnya,“Setengah dua belas malam katamu?” Azzam mengernyitkan dahinya. Matanya menatap tak percaya. Otaknya berpikir keras.

“Iya. Sekitar jam itulah. Aku dengan jelas mengenalinya. Tidak mungkin mataku serabun itu sampai tidak mengenalinya yang berdiri tidak sampai satu meter di hapadapanku. Itu jelas Toshio!” Fizal bersikeras.

“Lalu kemana dia sekarang?”

“Mana aku tahu? Dia terlihat begitu tergesa-gesa sehingga aku tidak sempat menanyakan ke mana dia akan pergi setelah itu. Dia bahkan tidak menerima kunci bilik yang aku sodorkan kepadanya. Dia memang terlihat sangat gugup dan terburu-buru tadi malam. Tapi aku tahu mataku masih normal. Juga telingaku!”

Azzam masih tetap memandang sepupunya tersebut dengan pandangan tak percaya. Mulutnya seperti hendak mengatakan sesuatu, tapi ditahannya.

 Kenapa kamu ni?” Fizal bertanya menyelidik.

Akhirnya Azzam tidak dapat menahan dirinya lagi. Ia berkata sambil setengah berteriak.

"Itu tidak mungkin! Kemarin malam aku mendengar kabar dari Pak Zamzul yang perahunya disewakan pada orang tua Toshio, bahwa Toshio hilang di laut tadi malam kira-kira pukul setengah dua belas ketika mereka sekeluarga sedang pergi memancing. Menurutnya, waktu itu Aiko secara tak sengaja terjatuh ke dalam air ketika ia berusaha meraih dompetnya yang jatuh ke laut. Toshio yang melihat hal itu tanpa pikir panjang lagi segera melompat ke dalam air demi menolong adiknya, karena ia tahu bahwa Aiko tak dapat berenang. Beberapa saat kemudian Toshio berhasil menolong Aiko naik kembali ke atas perahu, walaupun dalam keadaan setengah sedar. Tetapi kemudian ia menyelam kembali ke dalam laut untuk mencari dompet adiknya yang masih belum ditemukan. Itulah saat terakhir mereka melihatnya dalam keadaan hidup."

Fizal terdiam. Ia seakan tak mempercayai apa yang baru saja didengarnya.

"Tapi dompet itu ... " katanya terbata-bata. Wajahnya pucat.

"Dan sekitar setengah jam yang lalu regu penyelamat baru saja mendapat laporan dari para nelayan bahwa mereka menemukan mayat seorang remaja terapung-apung beberapa meter dari pantai di sebelah barat pulau. Ciri-cirinya mirip dengan Toshio," Azzam melanjutkan ceritanya. Suaranya semakin pelan dan wajahnya terlihat tegang.

"Lalu, di mana Aiko dan kedua orang tuanya?"

"Sejak kemarin malam mereka semua berada di hospital. Kedua orang tua malang itu sejak semalam  menunggui Aiko yang masih dalam keadaan lemah. Tapi kudengar keadaanhya sudah jauh lebih baik. Mungkin pada saat ini mereka sudah mengetahui apa yang terjadi pada anak laki-laki mereka. Kasihan sekali ... " Azzam berujar pelan.

Tiba-tiba Fizal teringat kembali peristiwa malam itu ketika ia mengira dirinya salah lihat. Apakah itu adalah arwah Toshio yang mendatanginya semalam? Apakah ia kembali lagi hanya untuk memintanya mengembalikan dompet adiknya? Tanpa disedarinya ia mulai merinding…

Fizal membuka dompet warna hijau bergambar panda yang sedari tadi dipegangnya. Napasnya tersentak ketika ia menemukan foto dirinya bersama Toshio yang diambil beberapa hari sebelumnya di depan hotel tempatnya bekerja. Di foto itu Fizal terlihat merangkul pundak remaja Jepang itu. Wajah Fizal yang tersenyum renyah terlihat jelas di situ. Tapi wajah Toshio tak ada lagi... digantikan oleh gambar air kebiruan yang ada di belakangnya. 

Maaf ye..ayat SKEMA..maklulah...setengah aku cipte...setengah aku ciplak.....bgi tambah seram....ENJOY

Older Post | Newer Post